9 Mar 2014

Pergaulan Remaja Ponorogo di Era Gombalisasi

Pelajar SMP – SMK  Ponorogo “ Miras Dan Seks ”                  

Ponorogo, 8 Maret 2014 22.30 WIB

Astaghfirulloh, hanya bisa ngelus dhodho. Semakin terlihat rusak moral remaja di Ponorogo hanya karena ulah nakal beberapa orang oknum. Banyaknya kasus overdosis minuman keras (miras) ternyata belum membuat pelajar sadar akan bahayanya. Sungguh teramat sangat memprihatinkan sekali generasi muda sekarang. Bahkan kenyataannya, Ponorogo yang terbilang masih ndeso, jauh dari kata kota metropolis pun remajanya berulah seperti ini.

Berita tahun lalu, akibat pergaulan bebas, seorang siswi SMK PGRI 1 Ponorogo hamil dan melahirkan bayi. Siswi berinisial UM  melahirkan (astaghfirulloh - maaf ) toilet sekolah . Kasus menggegerkan ini terungkap saat petugas kantin curiga pada siswi itu, yang tak kunjung keluar dari toilet. Padahal, UM yang adalah warga Sukorejo, Kebonsari, Madiun itu, sudah berjam-jam ada di situ. Beberapa staf sekolah kemudian membuka paksa pintu toilet. Dan, ya Tuhan, UM tampak tergolek lemas berdarah-darah di lantai toilet, bersama bayi perempuan yang sudah tak bernyawa lagi. UM dilarikan ke Rumah Sakit yang terdekat yaitu RS Muslimat Ponorogo.
Pihak keluarga sendiri mengaku sama sekali tak tahu jika UM berbadan dua. Selama ini, dia tinggal bersama nenek dan ayahnya. Ibu kandungnya bekerja di Hong Kong. Polisi kemudian membawa jasad bayi itu ke RSUD Dr. Harjono Ponorogo untuk kepentingan penyelidikan. Pasalnya, ada luka berat di bagian kepala bayi saat ditemukan di toilet. Di wajahnya ada luka memar dan bengkak.
            

Bagaimana mungkin para Guru dan teman - teman pun sampai tak mengetahui kehamilan sampai melahirkan seperti itu ? Tak adanya bimbingan yang tepat, pengawasan dan sanksi tegas yang membuat jera para pelaku membuat kasus serupa selalu terulang dari tahun ke tahun dengan nama sekolahan yang sama. Karena hal negatif lebih menonjol, hal positif yang ada pun seakan tak terlihat dan musnah karena kejelekannya.

Belum hilang dalam ingatan peristiwa beberapa waktu lalu, seorang siswa SMP di Ponorogo tewas setelah menenggak minuman haram yang dikenal dengan nama Oplosan arjo (arak jowo)  di area Aloon – aloon Ponorogo bersama beberapa orang temannya. Afrizal Triyanto (15), siswa SMP Muhammadiyah 1 Ponorogo meregang nyawa di sebuah bilik warung internet (warnet) Black Ip di Jalan Ontorejo, Ponorogo. Berita saya dapatkan dari kekasihnya, yang juga adalah pelanggan setia ngerjain tugas sekolah ( PR ) di tempat saya.


Masih segar dalam fikiran peristiwa pembunuhan kemarin, mahasiswi cantik Ade Sara Angelina Suroto dengan menyetrum dan menyumpal kertas. Dalam kasus pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), Ade Sara Angelina Suroto yang dilakukan mantan pacarnya Hafitd (20) dan pacar barunya, Assyifa Ramadhani (19), pemicunya disebut - sebut karena  rasa cemburu. Namun, menurut saya pribadi, faktor pemicu terjadinya pembunuhan ini bisa disebabkan oleh faktor karakter diri, serta faktor pergaulan bebas yang dijalani kedua pasangan tersebut. Bisa jadi korban mengetahui rahasia pelaku atau apalah, tak bisa saya menebaknya.


Kembali Ponorogo gempar (terutama di Facebook dan tempat saya, jl. Irawan) setelah adanya kejadian dua pasang pelajar dan remaja yang digrebeg warga karena sedang melakukan pesta miras disertai pesta seks di rumah kosong. Siswa ini setelah saya telururi juga merupakan teman akrab siswa SMP yang tewas karena arjo tahun lalu. Kejadian menggemparkan dan kembali mencoreng dunia pendidikan di Ponorogo ini karena adanya dua pasang pelajar yang sedang melakukan pesta miras dan diakhiri pesta seks di rumah kosong tepatnya di Jl. MT. Haryono no 47, Kelurahan Jingglong, Kecamatan / Kabupaten Ponorogo yang digrebeg warga setempat. Karena sebelum kejadian penggrebegan merasa ada yang ganjil dan mencurigakan adanya gerak gerik tiga pelajar yang masih berseragam dua cewek dan satu cowok serta satu orang lagi remaja yang sudah tidak sekolah di rumah yang jarang dihuni itu. Pasalnya sebelumnya juga pernah warga melakukan penggrebegan tapi tidak sempat berlanjut ke Kantor Polisi, namun untuk penggrebegan yang terjadi hari Sabtu siang itu harus berlanjut ke Polisi pasalnya satu cewek diantara pelajar tersebut dalam kondisi mabuk berat dan bahkan pingsan saat dilakukan penggrebegan dan bahkan pada saat itu juga pakaian dalam yang berupa BH dan CD siswi yang masih berseragam Pramuka tersebut berada di atas meja dan pakaiannya sudah acak-acakan amburadul karena diduga habis disetubuhi oleh pasangan prianya.

Kejadian penggrebegan warga terhadap tiga pelajar dan satu remaja putus sekolah tersebut terjadi pada Sabtu siang sekitar pukul 10.00-an WIB. Kejadian penggrebegan ini berawal dari kecurigaan warga yang melihat gerak-gerik para pelajar tersebut yang keluar masuk rumah kosong itu sejak pagi, dan ketika dilakukan penyanggongan oleh warga para pelajar yang masuk rumah kosong itu tidak keluar-keluar dan bahkan suaranya sekali-kali berisik dan bahkan celometan karena pengaruh miras tersebut. Warga juga melakukan pengintaian itu karena sebelumnya juga pernah melakukan penggrebegan di tempat yang sama.

Kasus ini ramai dibicarakan di grup, Fan Page dan akun Facebook pelaku tersebut juga " yang berbau nama Ponorogo ".

Dan banyak komentar melayang pada perbuatan mereka. Manis dan cantik, sayang pergaulan yang salah tak sesuai norma dan menjerumuskan menimpa pada mereka. Sejauh yang saya ketahui seorang siswi masih saja berceloteh ria di akun FB nya menyanggah dia masih waras, tidak minum dan ora dolanan banyu oplosan arjo. ( Welahhhh temen opo ra iku rex ? )
 

Ke empat pelajar dan remaja yang melakukan pesta miras dan seks tersebut adalah T Wanda (17) warga Jl. Raya Kesugihan, Jenangan, Ponorogo,  Ratih Ayu P (16) warga Jl. Uler kambang, Kelurahan Tambak bayan, Ponorogo. TW dan RAP masih berstatus siswi atau pelajar SMK swasta di kota Ponorogo. Pelaku prianya adalah  PRA- Yoga Dwi (16) warga Jl. Wibisono 59, Ponorogo, PRA masih pelajar salah satu SMP Swasta di Ponorogo. Sedangkan pelaku terakhir adalah RIS-ki (17) warga Jl. MT Haryono 47 Ponorogo. 

Ke empat remaja yang terdiri dua siswi salah satu SMK swasta, satu siswa SMP swasta di Ponorogo dan RIS pemilik rumah kosong tersebut . Keempat pelaku pesta miras dan seks tersebut langsung diamankan petugas dan dibawa ke Satreskrim Polres setempat.

Saya tadi datang ke sana karena dibel teman dan setibanya di lokasi penggrebegan yakni rumah yang jarang ditempati itu, ke dua pasangan pelajar yang masih berseragam sekolah dan Pramuka itu dalam kondisi mabuk bahkan satu siswi sudah pingsan karena mabuk berat kebanyakan miras dan juga kecapekan usai disetubuhi pasangan lelakinya karena BH dan CD sudah di atas meja dan pakaian acak-acakan ,”  kata Ari salah satu warga.


Sementara Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan ketika dikonfirmasi terkait kejadian pelajar yang melakukan pesta miras dan seks di rumah kosong tersebut mejelaskan hasil dari keterangan penyidik saat melakukan intrograsi ke para pelaku itu masing-masing pelaku mengaku dan hanya satu yang belum bisa di mintai keterangan karena masih pingsan karena mabuk berat pengaruh dari miras yang ditenggaknya berempat itu. “Awalnya polisi mendapatkan laporan dari warga Jl. MT Haryono kalau Sabtu siang melakukan penggrebegan karena adanya dugaan pelajar pesta miras dan seks di rumah kosong, setelah mendapatkan laporan tersebut anggota kita ke lokasi kejadian dan menemukan empat remaja atau dua pasang muda-mudi yang habis melakukan pesta miras karena botolnya juga masih dan mereka juga mabuk serta dari mulutnya tercium aroma arjo (arak jowo), yang menurut pengakuannya arak jowo dioplos dengan coca cola dan diminum berempat dua cewek dan dua cowok, bahkan saat digrebeg dan dibawa ke Satreskrim ini TW dan RAP masih mengenakan pakaian sekolah yakni seragam Pramuka, dua cewek yang berseragam Pramuka itu masih berstatus siswi salah satu SMK swasta di Ponorogo sedangkan pelaku prianya yakni PRA masih berseragam sekolah karena masih pelajar salah satu SMP Swasta di ponorogo sedangkan RIS sudah tidak sekolah, RIS penyedia tempat karena pemilik rumah kosong itu,” Terang Kapolres.

Bahkan yang mengagetkan lagi menurut Kapolres, TW seragam pramuka bagian rok panjangnya itu belepotan muntahan dan bahkan saat di grebeg dan dibawa ke Polres TW dalam kondisi tak sadarkan diri karena mabuk berat dan pakaian dalam berupa BH juga lepas yang ditemukan warga di atas meja.

 “Menurut pengakuan RAP dan PRA yang merupakan pasangannya saat pesta miras di lokasi rumah kosong itu , di hadapan petugas RAP dan PRA saat itu mengaku melihat RIS melakukan hubungan intim dengan pasangannya yaitu TW , bahkan hubungan intim RIS dan TW dilakukan di hadapan RAP dan PRA, meskipun  kempat insan berlainan jenis itu tadi juga mengaku saling menenggak miras jenis Arak Jowo yang dioplos dengan coca cola,” terang Iwan Kurniawan.

Masih menurut Iwan Kurniawan para pelaku masih berada di Ruang penyidik, tiga sudah diintrograsi sedangkan yang satu masih belum sadar. “Para pelaku masih dimintai keterangan sembari menunggu TW yang masih belum sadar itu, dan kasus ini masih dalam penyelidikan kami, jadi kami belum bisa menyimpulkan karena masih kita mintai keterangan dari masing-masing pelaku, dan juga masih pelajar dan masih bawah umur, tunggu saja selidik petugas,” pungkas mantan kapolres Mojokerto ini.

Diedit dari Sumber :
http://m.siaga.co/news/2014/03/09/edan-berseragam-sekolah-empat-remaja-pesta-miras-dan-seks/#
           


Berita – berita tragis dan naas yang begitu menyesakkan dada  bagi para orangtua dan seluruh warga. Membuat hati saya miris, ketar – ketir dengan tingkah polah negatif sebagian remaja sekarang. SMP Muhammadiyah, SMK PGRI 1. Ya Alloh … Bukan bermaksud membuka aib atau mencemarkan nama baik. Saya tahu, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Seperti pula apa yang terjadi kali ini. Hanya karena ulah nakal beberapa siswa / siswinya, nama satu sekolahan jadi jelek. Saya tidak habis fikir, kemanakah otak para remaja bobrok seperti itu, apa dia tak memikirkan masa depannya ? Namanya sendiri ? Orangtuanya ? Gurunya ? Temannya ? juga seluruh lingkungan yang berhubungan dengannya.

Kecewa …. Saya sungguh teramat kecewa sekali. Tapi mau kulayangkan pada siapa kekecewaan ini, siapa yang akan aku persalahkan?

Sebagai warga Jl. Irawan, yang notabene adalah jalan dimana SMK PGRI berada, juga tetangga Jl. Wibisono dan selalu saja ada hubungan dengan anak - anak yang sering menyambangi tempat saya, saya teramat sedih dan sangat menyesalkan hal ini. Berulang kali citra buruk menempel pada sekolah yang sama, yah benar “hanya itu-itu saja”. Bagaimana kinerja Gurunya, bagaimana peran orangtunya? Kenapa bisa terkalahkan dengan pergaulan bebas putra putrinya?

Saya akui, saya sadari peringatan, bimbingan dan pendekatan sangat diperlukan. Ini bukan hanya tugas dari satu fihak, karena menyangkut bangsa ini. Semua fihak wajib bertanggungjawab untuk mencerdaskan generasi muda bangsa ini. Terlebih di rumah dan sekolah, perlu bimbingan khusus dan sanksi tegas akan hal itu, dan memerlukan pendekatan batin. Saya bekerja di area Kota Ponorogo dan bersahabat baik dengan anak – anak sekolah yang membutuhkan bantuan ngerjain tugas. Saya care, merekapun share ke saya. Fair kan ? Saya telusuri rata-rata dari mereka, bisa jadi kurangnya perhatian  dan pengawasan dari orangtua, yang entah itu broken home (cerai), sibuk kerja ataupun kerja ke Luar Negeri.


BEBERAPA UPAYA UNTUK MENCEGAH AGAR REMAJA TIDAK TERJERUMUS DALAM PERGAULAN BEBAS :


Sikap atau cara yang bersifat preventif.

Yaitu perbuatan / tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan seorang anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.

b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.

Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :

a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
b. Penyaluran bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.



 Sikap atau cara yang bersifat represif.

Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak - anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :

a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan pergaulan bebas.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d. Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari


Masalah pendidikan di Indonesia bukan saja karena kualitas intelektualitas yang masih rendah, tetapi juga diperparah dengan degradasi moral generasi muda yang masih belum bisa menyaring perkembangan globalisasi. Tawuran antar pelajar, free sex, narkoba, dan tindakan asusila maupun pelanggaran hukum banyak mewarnai pendidikan Indonesia, bahkan hal ini dapat kita saksikan baik secara langsung maupun di media massa.

Salah satu masalah pendidikan yang masih kurang diperhatikan adalah budaya pergaulan pelajar. Sebagian pergaulan pelajar saat ini lebih mengarah pada pergaulan yang dipengaruhi budaya barat. Hal ini, dapat diketahui dengan maraknya pemberitaan mengenai kemerosotan moral pelajar seperti banyaknya siswa yang ikut terjerumus dengan penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas.

Namun sungguh ironis dengan banyaknya fakta yang menunjukkan telah merosotnya moral pelajar tersebut, pemeritah malah lebih mementingkan masalah nilai, angka-angka, dan ujian-ujian tulis. Angka-angka inilah yang dijadikan tolok ukur keberhasilan sekolah. Pemerintah seolah menutup mata terhadap menurunnya perilaku moral, rusaknya budaya anak-anak di sekolah, dan meningkatnya perilaku kekerasan di kalangan remaja.” “Ukuran keberhasilan pendidikan lebih diletakkan pada menjawab soal-soal ujian dan target perolehan nilai, yang seringkali hanya menambah masalah bagi anak-anak kita, bukan pada indikator moral dan pengembangan karakter anak.

Harapan saya dan mungkin harapan kita semua juga, semoga kita dan keluarga kita dan semuanya semoga terhindar dari seks bebas dan hal negatif lainnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Aamiin .
            

Selalu jaga diri hati – hati, jaga kesehatan dan selamat berkarya:)
            Bentengi diri selalu dengan  iman taqwa  


 

3 komentar :

Unknown mengatakan...

Masyaallah...Naudzubillah min dzalik ya mbak...miris banget...sp sesak sy baca semuanya...duh mau dibawa kmn kehidupan mrk dg miras & teman2nya itu...ortu kmn?...

Unknown mengatakan...

@Irowati iya nich jenk bener2 dech ... beberapa kasus yang membuat miris orangtua kerja ke Luar Negeri

Keluarga Migran Ponorogo mengatakan...

Sungguh memprihatinkan, kisah tragis yang memilukan