2 Jul 2014

Ucapan Happy Milad Dompet Dhuafa

HUT ke - 21 Dompet Dhuafa (DD)
Membangun Dunia Baru Dengan Zakat


Parni Hadi - Dompet Dhuafa, MI dan KAMI

Alhamdulillah wasyukrulillah, pada hari ini tepat tanggal 2 Juli 2014 Dompet Dhuafa (DD) genap berusia 21 tahun dan bertepatan dengan Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Tak bisa saya bayangkan perjuangan para tokoh dan seluruh kalangan yang berdiri kokoh dan berjuang  di belakangnya.

Sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat yang alhamdulillah sekarang sudah sangat terpercaya dan dipercaya, keberadaan DD mempunyai peran penting bagi perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia melalui program-program DD yang didanai masyarakat, khususnya bagi yang yang mampu (berada, berkecukupan, kaya, mempunyai kelebihan harta) untuk membantu masyarakat dhuafa (miskin, kurang mampu dan membutuhkan bantuan) yang tidak sedikit di negeri ini  program-program DD yang didanai masyarakat. 

Ini menunjukkan bahwa jika seluruh elemen masyarakat bisa serius dan sungguh-sungguh ikhlas menyadari perannya dan keberadaannya masing-masing dan mau bersatu bekerjasama, bersama bahu-membahu menolong dalam hal kebaikan dan taqwa buka tidak mungkin akan bisa menjadi kekuatan yang besar bagi bangsa ini , bangsa yang sama-sama kita cintai. 


Program DD melalui jejaringnya sangat patut diacungi jempol, dalam mengentaskan kemiskinan , mengurangi pengangguran, memberantas buta huruf dan membantu biaya kesehatan dhuafa yang sakit untuk bidang kesehatan melalui rumah sakit Rumah Sehat Terpadu DD, menghimpun sarjana berdedikasi untuk menjadi pendidik Guru-guru yang terbaik bagi anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini. Meskipun belum maksimal dari seluruh yang ada di negeri ini, tapi paling tidak jurang kemiskinan dan kebodohan dapat berkurang secara nyata daripada tak beraksi apa-apa. Sungguh, kebanggan tersendiri di hati, semoga juga menjadi amal baik bagi seluruh volunteer dan muzakki yang mempercayakan titipannya untuk disampaikan pada mustahik yang benar-benar berhak menerimanya.





Di awal saya mengenalnya, saya hanya mengira Dompet Dhuafa hanya sekedar lembaga penyalur zakat. Ternyata, sekarang tak lagi hanya sebatas itu, lebih meluas menuju aspek lainnya yang berkaitan, komitmen lembaga sosial yang ikut andil membangun peradaban bangsa. Bukan hanya bekal intelektual, tetapi lebih pada bekal spiritual. Menjadikan anak bangsa semakin kaya hati, saling mengasihi dan terus menebar manfaat kepada sesamanya. 



Usaha pemerintah untuk kemandirian BMI purna  dan keluarnya sangat belum optimal.

“Memandirikan BMI adalah ‘lubang’ yg belum diperhatikan pada peta kelola BMI pascabalik ke Indonesia. Maka dari itu, Dompet Dhuafa melalui Migrant Institute memfasilitasi para BMI Purna dengan berbagai penyaluran. Ruang aktualisasi teman-teman BMI Purna yang bukan hanya terpaku pada hal bisnis saja. Migran dalam lingkup pemberdayaan tidak hanya soal bisnis atau berdagang. Salah satunya ada ruang pendidikan yang harusnya bisa menjadi media, aktualisasi diri dan masih banyak ruang lainnya.

Setelah sekian tahun di luar negeri, saya dan anggota KAMI lainnya yang notabene BMI Purna dan keluarganya sangat berharap mampu dan dapat mengembangkan potensi kemampuan resisten atau bertahan. Dengan modal dari luar negeri sejatinya insyaAlloh kami bisa mandiri dan berkembang jauh di negeri ini dibanding saat menjadi BMI, semoga saja. Aamiin.

Saya mewakili KAMI (Keluarga Migran Indonesia) Koordinator Wilayah Ponorogo, beserta seluruh BMI Purna se-eks Karesidenan Madiun, BMI Taiwan Purna dan Volunteer DDHK Ponorogo mengucapkan Selamat Ulang Tahun teruntuk Dompet Dhuafa, yang ke-21. Semoga keberadaan DD mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia secara merata. Aamiin.

Sungguh, di usianya yang hampir sama dengan saya, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada DD. Sangat banyak sekali manfaat yang telah kami dapatkan dari DD, terlebih untuk saya pribadi yang bertambah pengetahuan tentang agama ataupun yang di luarnya, seperti tentang kewirausahaan dan tentang advokasi melalui berbagai kegiatan yang diadakan.

Jujur, saya bahagia menjadi bagian dari Dompet Dhuafa. Dan sangat mengagumkan lagi, banyak teman kepenulisan yang saya kenal juga ternyata aktif pula dalam DD ini. Dunia literasi yang saya gandrungi karena support dari sahabat FLP di HK dan Taiwan yang berada dibawah asuhan Bunda Pipiet Senja. Subhanalloh. Terima kasih teman-teman, sembah nuwun Bunda.

Teringat pula, di setiap seminar dan kegiatan yang diadakan, tidak jarang saya sering bertemu artis atau public figure yang selama ini saya kagumi seperti Ippho Santosa, Snada - grup nasyid, Peggy Melati, Inneke Koes Herawati, Bambang Pamungkas, Syahrul Gunawan dan masih banyak lagi yang ternyata mereka semua juga berzakat di Dompet Dhuafa, Berzakat Dari Hati.

Tak terlupa pula saat saya di Jakarta dalam acara Buruh Migran atas undangan Migrant Institute - Dompet Dhuafa dan bertemu dengan Mbah Kung yang berasal dari kota kelahiran yang sama : Kota Pecel, Madiun, Bapak Parni Hadi - salah satu pendiri Yayasan Dompet Dhuafa Republika, sehingga semakin menambah keeratan hubungan kami. Saya pribadi, mengucapkan beribu terima kasih kepada beliau yang sudah mau berbagi kisah masa lalu dan berbagi ilmu dalam perjuangan beliau hingga sekarang. 

Dengan berbagai divisi yang menaunginya untuk membangun dunia dan perekonomiannya dengan zakat, yang intinya sudah sama-sama kita ketahui bahwa zakat untuk membantu kaum lemah dan pemerataan ekonomi, dimana yang kaya dan berada membantu yang lemah dan miskin. Semoga keberadaan DD semakin  membawa kemaslahatan yang besar bagi kebaikan ummat dan terlebih untuk Indonesia ini. Semoga setiap kita juga mampu menjadi "Agent of Change" , agen perubahan yang bergerak untuk memperjuangkan perubahan-perubahan menuju perbaikan di bidang sosial, politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

SEJARAH

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga).


Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasif dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.

AWAL KEHADIRAN

Awalnya adalah sebuah kebetulan, walau sebagai orang yang beriman, kita percaya tidak ada sebuah kebetulan. Semuanya sudah ditentukan oleh Allah, Sang Maha Perekayasa. April 1993, Koran Republika menyelenggarakan promosi untuk surat kabar yang baru terbit tiga bulan itu di stadion Kridosono, Yogyakarta. Di samping sales promotion untuk menarik pelanggan baru, acara di stadion itu juga dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat Yogya untuk membeli saham koran umum Harian Republika.
Hadir dalam acara itu Pemimpin Umum/Pemred Republika Parni Hadi, Dai Sejuta Umat, (alm) Zainuddin MZ dan Raja Penyanyi Dangdut H. Rhoma Irama dan awak pemasaran Republika. Memang, acara itu dikemas sebagai gabungan antara dakwah dan entertainment.

Turun dari panggung, rombongan Republika dari Jakarta diajak makan di restoran Bambu Kuning dan di situ bergabung teman-teman dari Corps Dakwah Pedesaan (CDP) di bawah pimpinan Ustadz Umar Sanusi dan binaan pegiat dakwah di daerah miskin Gunung Kidul, (Alm) Bapak Jalal Mukhsin.

Dalam bincang-bincang sambil santap siang, pimpinan CDP melaporkan kegiatan mereka yang meliputi mengajar ilmu pengetahuan umum, ilmu agama Islam dan pemberdayaan masyarakat miskin. Jadi anggota CDP berfungsi all-round: ya guru, dai dan sekaligus aktivis sosial.

Ketika Parni Hadi bertanya berapa gaji atau honor mereka per bulan, dijawab : "Masing-masing menerima enam ribu rupiah sebulan." Kaget, tercengang dan setengah tidak percaya, pimpinan Republika itu bertanya lagi: "Dari mana sumber dana itu?" Jawaban yang diterima membuat hampir semua anggota rombongan kehabisan kata-kata: "Itu uang yang sengaja disisihkan oleh para mahasiswa dari kiriman orang tua mereka." Seperti tercekik, Parni Hadi menukas: "Saya malu, mohon maaf, sepulang dari Yogyakarta ini saya akan membuat sesuatu untuk membantu teman-teman." Zainuddin MZ segera menambahkan: "Saya akan bantu carikan dana."

Mengapa kaget, tercekik dan segera bereaksi? Karena Rp 6000 waktu itu jumlah yang kecil untuk ukuran Yogyakarta, apalagi untuk ukuran Jakarta, sangat-sangat kecil. Apalagi, uang itu berasal dari upaya penghematan hidup para mahasiswa.

Peristiwa itulah yang menginspirasi lahirnya Dompet Dhuafa Republika. Dari penggalangan dana internal, Republika lalu mengajak segenap masyarakat untuk ikut menyisihkan sebagian kecil penghasilannya. Pada 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk "Dompet Dhuafa" pun dibuka. Kolom kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal ini kemudian ditandai sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika.

Rubrik "Dompet Dhuafa" mendapat sambutan luar biasa, hal ini ditandai dengan adanya kemajuan yang signifikan dari pengumpulan dana masyarakat. Maka, muncul kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola Keluarga Peduli di Republika.

Pada 4 September 1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika pun didirikan. Empat orang pendirinya adalah Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinansari Ecip, dan Erie Sudewo. Sejak itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal Yayasan Dompet Dhuafa dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana Ziswaf dalam wujud aneka program kemanusiaan, antara lain untuk kebutuhan kedaruratan, bantuan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi kalangan dhuafa.

Profesionalitas DD kian terasah seiring meluasnya program kepedulian dari yang semula hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, DD juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.

Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan untuk pertama kalinya oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, DD merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang PENGUKUHAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional 
(http://www.dompetdhuafa.org/about)

Keluarga Migran Indonesia (KAMI)

KAMI Ponorogo sendiri adalah merupakan bentuk keseriusan Dompet Dhuafa (DD) dan Migrant Institute (MI ) untuk mewujudkan visi TKI purna, yaitu “sukses di rantau, mulia dan mandiri di negeri sendiri “ serta “mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem berkeadilan dan menjadi mitra terdepan buruh TKI dalam memperjuangkan harkat , martabat, dan kemandiriannya” .
KAMI diresmikan pada 10 Mei 2010 dengan visi mewujudkan kemandirian TKI purna melalui pengembangan potensi diri. Misinya mengembangkan potensi kemandirian dan menjadi wadah aktualisasi potensi kerelawanan.
Kerangka kerja KAMI meliputi pengembangan potensi bisnis, potensi nonbisnis, dan potensi kerelawanan.

Beberapa waktu yang lalu saat saya berbelanja di Hypermart Ponorogo dan Madiun saya ditanya oleh seorang kasir untuk memberi donasi beberapa rupiah dari uang sisa kembalian belanja ke DD.
Yah alhamdulillah, saya sebagai orang yang berhubungan dengan kegiatan DD, saya-pun menyambut baik dan sangat mendukung dan langsung mengiyakan. Sekarang Hypermart sudah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa . Dan terlebih ini saat Ramadhan, untuk sekarang mari sama-sama kita galakkan berbelanja sambil berzakat, mudah bukan?  Barokalloh, kerjasama ini seakan mengingatkan kita, seorang muslim untuk ingat berzakat di kala ada uang (terlebih tidak sedikit konsumen yang belanja di Hypermart Ponorogo golongan menengah ke atas dan berduit) dan tak semua Muslim. Hal ini juga mengajarkan kita untuk selalu memaknai Apa, Dimana, Seberapa banyak hal yang kita lakukan dalam hidup ini.

Saya acungkan dua jempol untuk Dompet Dhuafa, terlebih yang percaya pada dompet dhuafa bukan hanya muslim, nonmuslim pun percaya dengan Dompet Dhuafa ini. Subhanalloh.

Di setiap acara dan kegiatan yang diadakan DD saya nilai positif dapat menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sesama anak bangsa yang kurang beruntung demi mendukung Indonesia yang lebih baik.

Lembaga zakat Dompet Dhuafa menargetkan penghimpunan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) dapat setiap tahunnya penghimpunan zakat terus meningkat setiap Ramadhan. Ramadhan menjadi bulan yang penting bagi Dompet Dhuafa dalam mengoptimalkan penghimpunan dana Ziswaf karena masyarakat berlomba-lomba melakukan ibadah, termasuk menyisihkan sebagian hartanya untuk disedekahkan pada bulan Ramadhan sebagai bulan suci yang bertabur pahala dan berkah.

Tren peningkatan ini menunjukkan indikasi bahwa :
1.    => masyarakat semakin percaya kepada Dompet Dhuafa melalui program-program pemanfaatan dana dan layanan yang diberikan.
2.    => adanya peningkatan pendapatan masyarakat, baik karena dampak pertumbuhan ekonomi maupun akibat standar pengupahan yang terus meningkat

Untuk mengurangi kemiskinan, DD menempuh cara memotong lima lingkaran setan kemiskinan, yakni : miskin ekonomi yang berdampak berturutan miskin kesehatan, pendidikan, budaya dan imam dan takwa melalui tiga upaya: pemberdayaan ekonomi, pemberian pengobatan dan akses pendidikan. Ketiga upaya itu dibiayai dengan dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf dengan mengamalkan apa yang saya sebut dengan Prophetic Management atau manajemen kenabian, meneladani empat perilaku mulia Rasulullah Muhammad SAW, yakni siddiq, tabligh, amanah dan fathanah.
(dalam tulisan Bpk. Parni Hadi di Harian Republika, Rabu, 2 Juli 2014, Halaman 6)

Tahun ini, dengan mengusung tema ‘Indonesia Move On’ – Saatnya Membuka Mata Hati, Dompet Dhuafa terus berupaya mengakomodasi niat ikhlas Donatur dalam menunaikan amalnya dan mendayagunakannya menjadi program-progam yang bermanfaat bagi kaum dhuafa dengan amanah dan profesional.

Sebagai lembaga zakat yang telah berkiprah selama 21 tahun, Dompet Dhuafa telah mempelopori inovasi program-program pemberdayaan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Sosial.

Semoga ke depannya DD semakin banyak menebar manfaat. Sebagai salah satu Volunteer dan orang yang selalu berhubungan erat dengan DD, tentunya kami pribadi dan organisasi BMI (KAMI Ponorogo) berdoa dan berusaha semoga bisa memberi yang terbaik, menebar kebaikan yang lebih banyak lagi bagi umat, memberi apa yang bisa kita semua berikan . Aamiin.

Ucapan terima kasih sampaikan pula untuk MI-DD, dan untuk Pak Zein Yusuf Pimpinan DD JATIM yang purna tugas pada 29 juni 2014 lalu, semoga tugas dan kerjasama yang telah Bapak lakukan akan terus menjadi amal kebajikan kita di sisi Allah SWT. Aamin.


Sekali saya ucapkan, Happy Milad yang ke-21 teruntuk Dompet Dhuafa, semoga semua yang berada di dalamnya selalu istiqomah, diberi kekuatan, kemampuan dan kemauan untuk senantiasa menyantuni kaum dhuafa, saling menjalin ukhuwah ,menebar kebaikan  dan menggugah etos kerja bagi sesama, seluruh rakyat Indonesia. Aamiin.


Okty Seftyna Dewi
Ponorogo, 2 Juli 2014



Tidak ada komentar :